Biografi : Gus Dur Siapa sih Sampeyan

Gus Dur
Judul : Gus Dur Siapa sih Sampeyan
Pengarang : Al-Zastrouw Ng.
Penerbit : Erlangga
Tahun : 1999
Hal : 304 Hal







Sekilas :
Pernah baca buku berjudul; Gusdur siapa sih sampeyan?, tulisan Sastrow, pernah jadi asisten Gusdur sebelum dan ketika jadi presiden. dia menceritakan Gusdur dari berbagai aspek, intlektualitas, demokrasi, keagamaan, sisi lain, sampai pada kehidupan sehari-hari, termasuk guyon-guyon yang biasa dilontarkan oleh Gusdur. Tulisan saya tentu berbeda dengan tulisan mas Sastrow yang lebih lengkap original karena pernah hidup bersama Gusdur. Namun judul diatas dipilih sebab, sangat tepat untuk membincang soal Gusdur yang tak terbaca, fenomenal dan cenderung (sering) membingungkan bagi siapa saja yang membaca pikirannya dan melihat “perilakunya” dalam berbagai aspek.
Sisi Lain Gusdur*
Saya pernah dengar cerita dari teman. konon, ketika Gusdur masih dalam kandungan, ada sekian ribu jin (islam) -jin pengawal mbah Hasyim kakeknya, ketika masih hidup- yang menjaga dan mengawasi ibu yang mengandungnya, sampai lahir jin tersebut setia menjaga dan mengawal Gusdur -belum dapa cerita apakah beliau dijaga hingga akhir hayat-, itulah sebabnya Gusdur seringkali bertindak dan bertingkah aneh-aneh dan membingungkan. beberapa peristiwa yang bermaksud mencelakai Gusdur selalu terhindarkan, diantaranya (konon); kelumpuhan Ibu Sinta Nuriyah (istri Gusdur), karena upaya untuk mencelakai -kalau tidak bisa dikatakan upaya untuk membunuh- beliau. dari sisi lahiriayah, Gusdur sudah 4 atau 5 kali terserang strok -yang secara medis orang yang terserang strok lebih dari 2 kali maka keadaannya tidak bisa normal lagi baik secara fisik maupun psikis- tetapi beliau tetap kuat, dan kabarnya dokter yang selalu memeriksa kesehatan Gusdur juga merasa heran melihat kenyataan itu. Di suatu kesempatan, ketiga acara mengenang Gusdur, di salah satu televisi, Nursyabani Katjasungkana (politisi PKB) mengatakan, pernah dipanggil oleh Gusdur ke rumahnya di Ciganjur, tahun 1999 (sebelum jadi presiden). Gusdur mengatakan, Saya akan jadi Presiden, dan ternyata hal itu terbukti. ini menandakan bahwa, dalam diri seorang Gusdur ada sisi lain yang jarang dimiliki oleh orang lain (orang biasa), bahkan di beberapa tempat di Jawa Timur dan berbagai tempat lainnya orang mempercayai bahwa, Gusdur adalah seorang wali. Nah, tentu saja kelebihan yang dimiliki oleh Gusdur itu tidak serta merta diperolehnya, selain memang Nazabnya keturunan ulama besar, kharismatik dan qaromah, beliau tentu melakukan amalan-amalan tertentu atau ritual-ritual tertentu untuk memperoleh dan memeliharanya.
Ranah kehidupan berbangsa bernegara*
Gusdur dikenal sebagai politisi tak terbaca karena kelakuannya yang sering bertindak aneh-aneh atau nyeleneh. kadang di berdiri pada posisi melawan dengan gigih meskipun dalam kondisi minor dan tiba-tiba bergandengan dengan lawan padahal ditentang oleh banyak orang. diawal transisi reformasi, hampir semua elemen bangsa (rakyat) berteriak untuk menghukum Soeharto atas berbagai kejahatan yang dilakukannya ketika berkuasa selama 32 tahun, Gusdur justru sowan ke cendana dan Gusdur dianggap melindungi Soeharto. diawal kepemimpinannya, beliau membuat kebijakan yang sangat kontraversi yaitu; membuka hubungan bilateral dengan Israil, yang ditentang oleh rakyat Indonesia yang mayoritas Islam, tokoh nasional dan ulama. Gusdur dengan santai mengatakan, kenapa harus ditentang, Israil itu negara ber-agama. ada negara yang menjalin hubungan dengan Indonesia nyata-nyata komunis kok gak dipermasalahkan?, apalagi waktu itu, Gusdur adalah salah satu anggota dewan penasehat Institut Simon Peres (mantan perdana menteri Israil), semakin menguatkan tentangan dan anggapan bahwa, Islamnya Gusdur diragukan, terutama dari kalangan ulama sendiri dan dari kalangan Islam yang berlabel pundamentalis. tapi Gusdur tetap jalan tanpa memperdulikan, karena wilayah pemikiran Gusdur sudah melewati level itu dan jauh diatas, apalagi alam pikir Gusdur mengatakan bahwa, jalan untuk membebaskan Palestina hanya dengan jalan mendekati Israil, tetapi kalangan yang menentang tidak melihat sisi itu dan hanya mengklaim Israil sebagai penjajah harus dilawan dengan kekerasan atau dengan perang.
Di banyak kesempatan Gusdur terlihat akrab dengan agama lain, bahkan membela kepentingan mereka dan melawan kelompok-kelompok yang menekan kaum minoritas. Ummat Islam mayoritas yang tidak senang dan banyak ulama yang menentang, lagi-lagi Gusdur santai saja dan menganggap itu hal kecil tidak perlu digubris, masih banyak kepentingan bangsa negara yang lebih besar perlu diperhatikan. masa pemerintahan Gusdurlah, Imlek dijadikan hari libur nasional dan banyak kebijakan-kebijakan yang memberikan angin segar bagi penganut agama minoritas di negeri ini. di masa pemerintahan Gusdur tap MPRS no.25, tentang komunis dihapuskan dengan dasar bahwa, ajaran itu tidak perlu di takutkan lagi karena soviet sudah bubar, apalagi membelenggu anak-cucu orang-orang yang (katanya) terlibat dalam gerakan komunisme yang pernah ada di Indonesia. jika dikaji dari sisi Demokrasi akan ditemukan titik kebenarannya, begitu pula dari sisi Hak Azasi manusia (HAM). Dan kita tahu bahwa, Gusdur menganut Islam yang ber-paham moderat, selalu menjadi penengah diantara pertikaian paham dan konsisten membumikan Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin, Islam adalah rahmat seluruh alam, melindungi, mengayomi, bukan menindas agama lain ataupun golongan minoritas. Wilayah Islam Rahmatan Lil Alamin, menembus batas-batas agama, etnis, kelompok maupun golongan. dia mengejawantahkan Hablumminannas (hubungan antar manusia) yang tidak dibatasi oleh tirai theologi, dan semua manusia adalah ciptaan yang maha kuasa, yang membedakan dimata Tuhan bukan agamanya, tetapi ketaqwaannya -Al Qur’an juga menjelaskan hal itu-, penganut Islam belum tentu bertaqwa dan sebaliknya, penganut agama lain belum tentu ingkar.Soal agama adalah urusan hamba dengan Tuhan (Hablumminallah), Urusan agama jangan dicampur-adukkan dalam pengelolaan negara, dalam kehidupan berbangsa, apalagi mengaturnya sampai soal syariat dan keyakinan. Jadi Gusdur tidak terkurung pada wilayah-wilayah syariah sehingga jangan heran ketika banyak tindakan-tindakannya yang nampak bersebrangan dengan ketentuan agama Islam yang kita pahami sebab, wilayah dan level pemahaman Gusdur bukan pada tingkatan yang banyak orang pahami.
Keberanian dan ke-vulgar-an Gusdur membuat banyak kalangan yang suka dan tidak sedikit yang memusuhinya. kita masih ketika beliau dengan lantang mengatakan ” DPR seperti taman kanak-kanak”, tidak lama setelah itu, dalam sidang DPR (lupa sidang apa), Usman Sapta adu jotos karena perbedaan dengan anggota yang lain. perjalanan hari-hari di DPR selanjutnya sampai hari ini, sering diliputi adegan panas dan bisa diibaratkan seperti ke-kanak-kanak-an yang senang adu jotos. Karena keberaniannya Gusdur harus mempertaruhkan jabatannya sebagai presiden dengan mengeluarkan dekrit untuk membubarkan DPR/MPR, tentu hal ini mendapat perlawanan dari senayan. akar yang dijadikan permasalahan adalah dana dari bulog yang kemudian dikenal dengan nama ‘bulogate’ dan dibuatkan pansus. Gusdur dituduh korupsi, tetapi tuduhan itu tidak terbukti. laporan kejaksaan Agung (ketika Marsuki Darusman) di depan sidang DPR menyebutkan bahwa Gusdur tidak melakukan tindak pidana korupsi. tapi karena tarikan politik yang sangat kuat dan banyaknya orsng ysng tidsk senang dengan cara-cara vulgar, adanya pihak yang memanfaatkan momen untuk mengambil alih kursi presiden maka, kendatipun Kejaksaan Agung sudah menyatakan tidak ada bukti, akan tetapi Posisi Gusdur tetap digoyang hingga turun dari kursi presiden.
Yang menarik, Gusdur tidak gila kekuasaan, padahal jika beliau masih mau menjadi presiden cukup dengan tidak mengeluarkan atau menarik dekrit yang telah dikeluarkannya dan suasana akan menjadi tenang DPR pun akan kondusif. saya pernah dengar langsung Agum Gumelar berceramah di salah satu acara dialog, beliu bercerita, detik-detik sebelum dikeluarkannya dekrit, Agum Gumelar ketika itu sebagai Menkopolsoskam memimpin panglima dan kepala staff menghadap ke presiden untuk membujuk agar presiden tidak mengeluarkan dekrit dan TNI akan menjamin tidak ada pengambil alihan kekuasaan, dengan kata lain Gusdur tetap jadi presiden. tetapi apa yang terjadi, Gusdur justru marah dan mengatakan bahwa; saya akan tetap keluarkan dekrit, yang tidak setuju dengan saya keluar (katanya dengan nada marah) dan terbukti Gusdur tetap keluarkan dekrit. ini menandakan bahwa Gusdur konsisten memperjuangkan prinsipnya meskipun taruhannya besar, kalau beliau “gila” kekuasaan dia akan menerima tawaran dari Menkopolsoskan dan TNI untuk tidak mengeluarkan dekrit. dari sisi kekuatan, tindakan Gusdur memang konyol tapi dari sisi pembelajaran dan prinsip Gusdur menang, karena level konsistensi dan prinsipnya lebih diatas dibandingkan dengan hanya sekedar kursi presiden. pembelajaran berharga bagi bangsa Indonesia bahwa, apa yang dilakukan oleh Gusdur selama hidupnya benar-benar ikhlas demi bangsa dan negara, bukan syahwat politik dan kekuasaan.
Setelah digulingkan beliau biasa-biasa saja, seperti halnya tidak pernah jadi presiden, beliau menjalani hari-harinya seperti biasa. walaupun ketika menjadi presiden harus berjalan dengan ketentuan protokoler, itu sering membuat orang-orang di istana karena gayanya yang tidak suka diatur. menyebabkan banyak orang yang datang ke istana hanya menggunakan sendal jepit, padahal dalam aturan ke-perotokoler-an istana melarang hal seperti itu, tapi itulah Gusdur, kalau tidak begitu bukan Gusdur namanya.
Saya pernah dengar cerita -entah guyon, entah benar-, pada pilpres tahun 2004 yang lalu, KH.Hasyim Muzadi (ketua umum PBNU), menjadi calon wapres mendampingi Megawati Soekarno Putri. Beliau tidak di dukung oleh Gusdur, suatu ketika (entah guyon entah benar), Pak Hasyim ngeluh ke Gus Mus; Gus, Gusdur koq gak mau baikan sama saya yah? (keluh pak hasyim)… Sabar Cak, Insya Allah Tuhan tidak menciptakan manusia sepertia dia lagi… pesan yang terkadung dalam jawaban Gus Mus bahwa, Gusdur itu manusia edisi terbatas (limit edition) atau edisi khusus (special edition). yah,, mungkin Gus Mus juga bingung mau jawab apa untuk memberikan jalan keluar kepada pak Hasyim, makanya beliau spontan memberikan jawaban seperti itu. saking tidak bisa dibaca, guyonnya, rahasia Tuhan bukan hanya, Ajal, Jodoh dan Rejeki, tetapi Gusdur juga adalah merupakan rahasia Tuhan. Mas Sastrow sendiri yang dekat sama Gusdur, pernah mendampingi Gusdur dan dianggap bisa memahami Gusdur masih menulis buku tentang Gusdur dengan Judul; GusDur, siapa sih Sampeyan?….
,
Selamat jalan Guru bangsa, bapak Demokrasi, Pembela pluralisme, Pejuang HAM, Tokoh yang dihormati oleh kawan dan disegani oleh mereka yang menentang pikirannya. Kami hormat kepadamu dan kami akan menjaga bengunan pikiran yang telah kau tanamkan…. selamat Jalan Gus….

Download :  disini
Sumber : www.unduh-buku.info

0 komentar

Leave a Reply

Copyright 2009 Simplex Celebs All rights reserved Designed by SimplexDesign